Harga emas Antam di Indonesia mengalami penurunan pada hari Senin (3/4/23) seiring dengan turunnya harga emas global.
Di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas Antam ukuran 1-gram turun sebesar Rp. 4.000 menjadi Rp. 1.068.000 per batang.
Harga emas Antam ada dalam tren penurunan sejak sepekan terakhir. Dalam seminggu ini, harga emas Antam sudah turun Rp 19.000.
Sementara, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam melemah dan ditetapkan sebesar Rp 955 ribu per gram, juga turun Rp 4.000 dari perdagangan sebelumnya.
Harga emas Antam yang diperjual-belikan beragam dari segi ukurannya. Agar lebih jelasnya, simak data harga emas hari ini.
Pada penutupan perdagangan Jumat (31/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.967,9 per troy ons. Harga sang logam mulia anjlok 0,62%.
Arab Saudi dan produsen minyak OPEC+ lainnya pada hari Minggu (2/4/2023) mengumumkan pengurangan produksi minyak mentah lebih lanjut sekitar 1,16 juta barel per hari.
Pemangkasan produksi minyak dikhawatirkan akan kembali melambungkan harga energi sehingga inflasi bisa merangkak naik.
Akibatnya, inflasi Amerika Serikat (AS) terancam naik lagi. Bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) pun bisa semakin lama mempertahankan kebijakan hawkish nya.
“Inflasi AS bisa naik karena faktor baru ini (pemangkasan produksi minyak). Inflasi AS akan kembali naik dan ini bisa menghapus kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga di Mei,” tulis analis Sagar Dua, dikutip dari FX Street.
Kelompok berdalih itu merupakan langkah “pencegahan” untuk menstabilkan pasar. Pemangkasan ini di luar pemotongan produksi yang dilakukan Rusia 500.000 barel per hari.
Rusia memangkas produksi sebagai bentuk”balasan” ke sanki Barat karena persoalan Ukraina.
Secara rinci, Arab Saudi akan memotong 500.000 barel per hari, sementara Irak 211.000, UEA 144.000, Kuwait 128.000, Aljazair 48.000 dan Oman 40.000.
Langkah OPEC dan Arab Saudi ini bisa kembali melambungkan harga energi global. Harga energi adalah salah satu penyumbang inflasi terbesar di AS.
AS sendiri akan mengumumkan data inflasi Maret pada 12 April mendatang. Inflasi AS tercatat melandai 6,0% (year on year/yoy) pada Februari 2023, dari 6,4% (yoy) pada Januari.
Pasar berekspektasi inflasi akan terus melandai menjadi 5,8% (yoy) pada Maret.
Gubernur Fed Governor Philip Jefferson Senin pekan lalu (27/3/2023) menegaskan jika target utama The Fed tetaplah membawa inflasi ke kisaran 2%.
“Inflasi harus dibawa kembali ke kisaran 2%, ke kisaran target FOMC (Federal Open Market Committee),” tutur Jefferson, saat berbicara H. Parker Willis Lecture, Washington and Lee University, Lexington, Virginia, pekan lalu.
Jika inflasi AS melaju kencang lagi dan The Fed mempertahankan kebijakan hawkish nya maka harga emas bisa terancam jeblok.
Kebijakan hawkish The Fed akan melambungkan dolar AS dan meningkatkan yield surat utang pemerintah AS.
Dolar yang menguat membuat harga emas semakin tidak terjangkau sehingga membuat investor semakin meninggalkan emas.
Logam mulia juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield akan membuat emas kurang menarik.